Jakartapress.com - Kejaksaan maupun Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) harus segera memeriksa direksi PT Adhi Karya TBK (ADHI)
dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terkait Kerjasama Operasi (KSO) proyek
pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di
Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Karena proyek ini sarat dengan praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang melibatkan Ketua Umum Partai
Demokrat.
Desakan ini ditegaskan Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Pemuda
(PP GMP) Merah Putih , Azmi Hidzaqi. Menurutnya, aparat hukum harus
menginvestigasi secara mendalam keterlibatan direksi Adhi Karya dan
Wijaya Karya dengan salah satu elit politik dari partai penguasa untuk
memenangkan tender proyek Hambalang.
“Dengan bermain mata sama petinggi partai berkuasa proyek Hambalang
telah diatur pemenang tendernya. Sebagai konvensasinya Adhi Karya dan
Wika memberikan suap senilai Rp100 miliar," kata Azmi dalam keterangan
pers yang diterima pada Jumat (27-1-12) di Jakarta.
Diduga suap itu disetorkan kepada elit partai untuk memenangkan
pemilihan sebagai Ketua Umum partai penguasa. Karena tambah Azmi, nilai
proyek Hambalang tersebut cukup besar. berdasarkan laporan keuangan
kuartal pertama 2011 PT Adhi Karya nilainya proyek tersebut sebesar
Rp1,518 triliun.
Proyek yang diberi nama Adhi Wika JO tersebut, Adhi Karya memegang 70
persen. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen dipegang Wijaya Karya. Nomor
IMB 641/003.2.1/BPT/2010 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bogor
tertanggal 30 Desember 2010.
"Proyek dari dana APBN itu, menurut pengamatan saya, telah terjadi
penggelembungan nilai. Tentunya menyebakan kebocoran proyek
infrastruktur yang menebakan kerugian bisa mencapai 40 persen dari nilai
proyek," ujar Azmi.
Untuk Azmi menegaskan, PP GMP Merah Putih menyatakan sikap agar KPK dan
Kejagung menangkap dan adili jajaran direktur PT Adhi Karya Tbk dan PT
Wijaya Karya Tbk. Juga periksa dan adili salah satu Ketua Partai
Demokat AU dan jadikan sebagai tersangka.
Pihaknya juga minta agar pimpinan KPK yang baru membuktikan
keberaniannya mendobrak dominasi dan intervensi kekuasaan atas penegakan
hukum, dengan menuntaskan penyidikan KKN pembangunan Hambalang Sport
Centre.
GMP Merah Putih sangat berharap kepada Ketua KPK Abraham Samad, menjadi
lokomotif terdepan melawan korupsi. "Harapan ini sesuai dengan track
record dan pernyataan-pernyataan beliau sebelumnya yang berani melawan
mafia-mafia korupsi," tegas Azmi.
Lebih jauh dia mengatakan, para perampok uang rakyat negeri sudah
sangat kronis dan kebablasan. Pemalakan uang jasa, suap hampir ada di
semua lini. Ibarat penyakit kronis yang sudah tidak bisa disembuhkan.
"Susahnya memberantas korupsi karena lemahnya political will, alias
political will yang plin plan," ungkapnya.
Azmi mengatakan hukum hanya tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas,
hanya meneriakkan slogan sebagai pencitraan politik. "Di depan
rakyatnya perang melawan koruptor ternyata hanya menjadi bumbu pemanis
di setiap pidato," pungkasnya. (wan/ari)